Minggu, 28 Februari 2016

Saluran Air Penyebab Terjadinya Bencana Banjir?



Seperti yang kita tahu, saluran air yang setiap hari dipakai tentu menjadi rawan untuk tersumbat karena kotoran, sisa makanan, maupun sampah yang tak sengaja ikut terbuang lama-lama menumpuk dalam saluran air. Jika dibiarkan, tentu hal ini akan membuat saluran air menjadi mampet dan mudah tersumbat.

Jika sudah begini, banjir dapat menjadi ancaman sejumlah kecamatan di wilayah perkotaan. Hal ini juga dipicu keberadaan sejumlah saluran dan sungai yang dipenuhi tumpukan sampah.

Apakah semua ini disebabkan saluran air? Tentu tidak, penyebabnya adalah sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan ini memang menjadi akar dari permesalahan banjir. Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih sangat kurang. Kedisiplinan dalam membuang sampah harusnya selalu diterapkan. Jika kita sedang berada diluar dan memang tidak ada tong sampah, sebaiknya kita bawa terlebih dahulu sampah tersebut sampai kita menemukan tempat sampah. Namun, realitanya banyak yang membuang sampah sembarangan, baik di jalan maupun di saluran air. Sifat manusia memang serakah dengan merampas hak air mengalir di jalannya. Segala yang tidak digunakan dibuang begitu saja ke selokan.

Selokan bukanlah tempat sampah, melainkan tempat mengalirnya air. Jika saluran air tersebut banyak digenangi sampah maka air tidak dapat mengalir dengan lancar.

Jika saluran pembuangan air sudah dipenuhi sampah dan limbah, maka hal tersebut dapat berujung dengan penyebaran berbagai macam penyakit. Selain itu, jika dimusim penghujan tiba, saluran yang mampet akan menimbulkan musibah banjir yang dapat merugikan warga sekitar.

So, Mulai sekarang bari kita stop kebiasaan membuang sampah sembarangan. Mari kita bangun indonesia yang lebih baik.

Rabu, 24 Februari 2016

Rumah Kompos Solusi Sampah Organik




Kita sering kali melihat ada banyak sampah organik yang disiasiakan (tidak dimanfaatkan), sampah organik tersebut seperti sampah dedaunan, sampah sisa makanan dan sampah buah atau sayur yang busuk, sisa hasil/limbah panen, kotoran ternak/limbah hewan ternak.

Perbaikan kesuburan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lahan pertanian dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas pada subsektor tanaman perkebunan, pangan dan peternakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan pada lahan sawah adalah dengan mengembalikan jerami ke dalam lapisan tanah sebagai bahan organik dan tidak membakar atau membawa jerami keluar dari areal sawah.

Sebenarnya dengan memanfaatkan hal-hal di atas kita dapat menyumbang kesuburan tumbuhan atau pepohonan. Kita dapat membuat pupuk kompos dari sampah organik tersebut. Dengan tujuan untuk dapat mengurangi jumlah sampah kita dapat membuat Rumah Kompos.

Rumah kompos adalah bangunan yang berfungsi untuk memproses pengomposan sisa hasil tanaman/jerami/limbah kotoran ternak/sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik/kompos.

Peralatan dan Mesin adalah sarana/ prasarana yang terdiri dari : Mesin APPO ( Alat Pengolah Pupuk Organik), kendaraan roda 3, dan peralatan penunjang lainnya.

Seperti apa cara yang dapat kita lakukan dengan memiliki rumah kompos? Cukup mudah, cara pembuatanya adalah masukan sampah-sampah tersebut kedalam tong, lalu masukan air, diaduk dan terakhir ditutup agar tidak ada udara masuk. Apabila tidak ditutup maka udara akan masuk dan menganggu proses perombakan atau penguraian oleh bakteri. Tujuan pembuatan pupuk kompos adalah menyediakan fasilitas terpadu pengolahan bahan organik (jerami, sisa tanaman, limbah ternak, sampah organik) menjadi kompos (pupuk organik).

Dengan melakukan cara demikian sampah oraganik yang terbuang tidak akan sia-sia dan bermanfaat. Semoga artikel ini menjadi inspirasi dan bermanfaat untuk Anda.

Minggu, 21 Februari 2016

Pentingnya Sosialisasi Pengelolaan Sampah




Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Namun bagaimanakah pemenuhan kewjiban tersebut dapat dilaksanakan secara benar. Jika setiap orang hanya bisa menumpuk sampah yang kemudian dikumpulkan ditempat pembuangan akhir, tanpa berfikir bagaimana memproses tumpukan sampah itu. Meski sudah banyak gerakan masyarakat dalam hal pengelolan sampah, namun jumlahnya belum sepadan jika dibandingkan dengan produksi sampah yang cenderung terus meningkat.

Di tempat penampungan sampah, sampah-sampah ini disortasi. Sortasi sampah merupakan bagian yang cukup rumit. Banyak makan waktu dan tenaga, karena itu sebaiknya warga memisahkan sampah organik dan non organik sejak dari rumah-rumah, seperti misalnya kemasan makanan dari styrofoam dipisahkan menjadi barang non-orgnaik, dan sisa-sisa makanan dimasukan ke dalam sampah kategori organik. Hal ini perlu penyadaran yang terus menerus, mungkin perlu waktu lama tetapi harus dimulai sejak dari sekarang. Mungkin sebagai perangsang bisa dengan memberikan reward bagi warga yang mau memisahkan sampahnya. Rewardnya tidak perlu mahal-mahal, misalnya warga yang mau memisahkan sampahnya diberi hadiah tanaman hias atau tanaman-tanaman yang lain.

Sebenarnya apabila dikelola dengan benar, sampah bukan lagi masalah. Sebaliknya sampah dapat digali nilai ekonomisnya, dapat menampung tenaga kerja tidak terdidik, dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan masyarakat lainnya, sambil mengelola lingkungan secara lebih baik. Sekarang yang perlu kita lakukan adalah mensosialisasikan pengelolaan sampah yang benar kepada masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Kegiatan sosialisasi tersebut bisa diberikan dalam acara PKK, rembug desa atau semacamnya.

Salah satu faktor penentu keberhasilan pengelolaan sampah adalah keikutsertaan masyarakat setempat untuk lebih memperhatikan lingkungan secara berkelanjutan. Sebab sumber awal penumpukan sampah adalah masyarakat, maka masyarakat pulalah yang harus menjalankan funsinya dalam konteks manajemen persampahan.

Senin, 15 Februari 2016

Tahukah Kamu? Ada 4 Hal yang Tidak Boleh Kita Lakukan Terhadap Sampah Plastik



Pada umumnya masyarakat kita hanya mengenal cara praktis dalam mengatasi sampah plastik. Sampah-sampah plastik ini sering kali hanya dibakar atau ditimbun saja. Sampah plastik yang bagus dikumpulkan oleh pemulung untuk didaur ulang ataupun dijual. Sisanya, sampah plastik dibiarkan begitu saja dan menggunung tinggi ditempat pembuangan sampah.

Mengatasi sampah plastik memang susah-susah gampang. Sebagai hasil dari produk sintetis, sampah plastik tidak mudah dihancurkan secara alami. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengurai plastik menjadi bagian dari alam. Plastik dapat terurai dan menyatu dengan alam dapat memakan waktu puluhan tahun hingga ratusan tahun.

Nah oleh sebab itu kita akan membahas ke 4 Hal yang tidak boleh kita lakukan terhadap sampah plastik. Berikut ke 4 hal tersebut :

  1. Jangan Membuang Sampah Plastik ke Air
    Massa atau berat plastik lebih kecil dibandingkan dengan air alias lebih ringan sehingga menyebabkan sampah plastik mengambang di permukaan air. Karena sangat sulit terurai, sampah plastik yang menggenangi air akan menyumbat aliran air. Penyumbatan aliran air inilah yang menyebabkan terjadi banjir pada saat musim hujan. 

  2. Jangan Mengubur Sampah Plastik
    Sampah plastik membutuhkan ratusan bahkan jutaan tahun untuk hancur. Jadi, jika kita menguburnya hal tersebut justru akan berakibat buruk karena partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
  1. Jangan Membakar Sampah Plastik
    Membakar sampah plastik sama saja menambahkan racun ke dalam udara yang kita hirup. Mengapa bisa dseperti itu? Hal tersebut disebabkan oleh terlepasnya zat-zat kimia beracun sebagai dioksin, dari sampah plastik yang dibakar, ke atmosfir sehingga bercampur dengan udara yang kita hirup. 

    Hal ini dapat mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan tubuh kita. Beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh asap pembakaran sampah plastik adalah gangguan saluran pernapasan, kanker paru-paru, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, memicu depresi, dan melemahnya kekebalan tubuh.

  2. Jangan Membuang Sampah Organik ke dalam Plastik yang terikat
    Ada baiknya kita memisahkan sampah organik dari plastik. Sebab sampah organik memiliki keunggulan dapat berbaur dengan tanah dalam waktu yang cepat, namun apabila sampah tersebut dimasukkan ke dalam plastik maka sampah organik tersebut akan memakan waktu yang lama untuk hancur karena menunggu sampah plastik hancur terlebih dahulu.

Kesimpulannya, jangan membakar dan mengubur sampah plastik, jangan membuang sampah organik yang masih terikat dalam sampah plastik, dan jangan membuang sampah ke Air. Mari jaga lingkungan kita http://www.greenpack.co.id/

Kamis, 11 Februari 2016

Fakta Bahwa Sampah Merusak Lingkungan



Sampah memang menjadi masalah utama di sejumlah kota-kota yang besar, sampah dituding sebagai pelaku utama dari kerusakan lingkungan dan berbagai sumber penyakit. Diperkirakan rata-rata manusia membuang 1 kg sampah setiap harinya. Kebanyakan sampah tersebut berupa streoform dan plastik, padahal 2 jenis sampah ini sangat sulit untuk terurai. Contohnya adalah plastik. Plastik membutuhkan waktu hampir 1 abad agar dapat terurai sempurna oleh alam.

Tahun lalu ada sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Science pada Jumat (13 Februari 2015) memberitahukan bahwa setiap tahun lautan yang ada di seluruh dunia diisi penuh oleh sampah plastik hingga 12,7jt ton.

Fakta yang menyedihkan adalah Indonesia menduduki urutan nomor 2 dari 20 negara yang terdaftar paling banyak membuang sampah plastik di laut. Urutan nomor 1 diduduki China yang membuang sampah hingga 3,5jt ton plastik ke laut setiap tahunnya. Bukankah dari fakta ini membuktikan bahwa harus ada yang dirubah dari pelakunya? Ya pelakunya. Mulai dari pelakunya baru cara mengatasinya.

Minimal kita harus menanamkan ataupun merubah mindset buang sampah sembarangan menjadi buang sampah pada tempatnya. Lebih bagus lagi tempat sampah dibuat menjadi 3 bagian. Yakni organik, non-organik, dan barang bekas. Tentunya jika kita semua mengerti dan menjalankan peran ini, tentu saja ke depannya akan jauh lebih baik.

Senin, 08 Februari 2016

Mengatasi Sampah Rumah Tangga



Sepintas bila kita telah menyerahkan sampah kepada petugas pengumpul sampah maka selesailah masalah sampah, padahal sebetulnya sampah tersebut akan dikumpulkan di suatu temnpat pembuangan akhir (TPA), di sana sebagian sampah tersebut akan diolah menjadi kompos atau sebagian lagi akan dipungut oleh para pemulung, dan sisanya akan bertumpuk.

Kemampuan TPA dalam hal mengolah sampah tidak berimbang dengan jumlah kiriman sampah yang datang setiap harinya dengan jumlah yang semakin hari semakin bertambah. Oleh sebab itu sebaiknya kita tidak menggantungkan urusan sampah kita kepada petugas sampah. Minimal kita bantu mereka untuk mengelola sampah-sampah ini.

Berikut sedikit tips yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi sampah rumah tangga :

Sediakanlah tiga buah tempat sampah yang memiliki fungsi yang berbeda-beda yaitu; tempat sampah berwarna hijau untuk menyimpan sampah organik seperti: sisa sayuran, kulit buah, atau sampah bekas memasak di dapur. Tempat sampah berwarna kuning digunakan untuk meyimpan sampah anorganik seperti: plastik, styrofoam, dan lain-lain. Tempat sampah berwarna merah untuk sampah berbahaya seperti batu batre bekas.

Buanglah sampah ke tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya.
Untuk sampah organik dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos sebagai pupuk alami untuk tanaman. Untuk sampah yang berada di dalam tempat sampah berwarna kuning kita dapat memilahnya untuk dibuat kerajinan tangan. Untuk sampah yang ada di dalam tong sampah berwarna merah kita dapat memilih beberapa bahan untuk dijadikan bahan daur ulang.

Dengan sedikit kreatif maka sampah anorganik dapat dijadikan barang yang bernilai, untuk sampah berupa kaleng yang sudah berkarat kuburlah ke dalam tanah, atau bila tidak memiliki tanah untuk menguburnya berikanlah kepada pemulung atau tukang rongsokan untuk dilebur dan diolah menjadi barang lain.

Semoga dengan mengatasi masalah sampah di rumah sendiri dapat mengurangi masalah sampah, ingat! sampah identik dengan kotor, bau dan penyakit, maka dari itu marilah kita atasi masalah sampah dimulai dari rumah kita masing-masing.

Ketika Laut Menjadi Tempat Sampah



Tahukah kamu Indonesia memiliki laut yang luas? Namun sangat disayangkan sekali, laut yang harusnya menjadi tempat indah yang layak untuk kita pandangi berubah sirna menjadi tidak layak serta merugikan mahluk di dalamnya. Padahal jika dikelola dengan baik bukan tidak mungkin laut menjadi anugerah dari yang maha kuasa untuk kita.

Sungguh disayangkan memang. Namun inilah kenyataanya, jika Anda lihat sekarang ini banyak sekali sampah-sampah yang ada di pinggir jalan hingga di kali. Sampah-sampah tersebut terdiri dari kantong plastik, botol plastik, kemasan makandari styrofoam, kertas nasi, dll. Sangat disayangkan kebanyakan dari sampah tersebut sangat sulit untuk bersatu dengan lingkungan. Oleh sebab itu sampah-sampah seperti plastik ataupun styrofoam dikenal dengan sampah yang tidak ramah lingkungan.

Ada baiknya kita menghindari penggunaan barang-barang dari plastik. Selain ada beberapa plastik yang berbahaya untuk kesehatan tubuh kita, ada juga sampah yang berbahaya untuk lingkungan. So penggunaan barang yang menyebabkan sampah tersebut harus dibatasi atau minimal memmbuangnya ke tempat yang benar setelah digunakan.

Pada dasarnya, sampah yang dibuang sembarangan akan berakhir di kali yang kemudian akan hanyut terbawa aliran air menuju laut. Jika sudah sampai begini mahluk hidup yang ada di laut akan teracuni atau bisa jadi berakibat fatal untuk manusia itu sendiri. Plastik yang terbawa di laut, pada waktu kelamaan akan terurai menjadi butiran-butiran plastik kecil yang kemudian akan termakan oleh mahluk laut. Jika sudah begini, kita pun yang kesehariannya terkadang mengkonsumsi makanan dari laut bisa jadi ikut memakan daging mahluk laut seperti ikan yang telah mengkonsumsi butiran plastik tersebut, bisa dibayangkan akan menjadi apa tubuh kita nanti yang memakan plastik-plastik tersebut?

So, mulai sekarang batasi lah penggunaan produk yang dapat mengakibatkan sampah, atau mulailah membuang sampah pada tempatnya.

Senin, 01 Februari 2016

Terapkan 3 R Untuk Wujudkan Kepedulian Terhadap Lingkungan



Degradasi lingkungan ini terus terjadi dan cenderung meningkat karena kurang pedulinya manusia terhadap lingkungan. Sikap kurang peduli ini kerap kali diiringi persepsi bahwa untuk melakukan penyelamatan lingkungan dibutuhkan hal-hal besar dan spektakuler. Padahal dengan hal-hal sepele, sederhana, dan kecil, kita dapat turut serta dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup.

Salah satu cara mudah untuk mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan adalah dengan cara menerapkan 3 R berikut ini :

  1. Reuse
    Menggunakan kembali barang yang masih bisa dimanfaatkan.
    Contoh barang bekas : Ember Cat.
  2. Reduce
    Mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
    Contoh barang yang mengakibatkan sampah : Struk Restoran, Tiket Acara, Kemasan Makanan, Styrofoam, dll.
  3. Recycle
    Melakukan daur ulang sampah.
    Contoh barang yang dapat didaur ulang adalah : Botol Plastik, Kantong Plastik, Kertas, dll.

Itulah hal sederhana dan mudah yang jika dilakukan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap penyelamatan lingkungan hidup dan menghidarkan kerusakan lingkungan. Hingga kini, bumi masih menjadi satu-satunya planet yang bisa dihuni oleh manusia, perlu kepedulian dari kita semua untuk turut menyelamatkannya agar bumi tetap bisa dihuni dengan nyaman oleh kita, anak-anak kita, hingga cucu dan cicit kita kelak. Semoga artikel ini bermanfaat.